tolong click untuk bagi saya jutawan

Saturday, 19 January 2013

ayah.. ibu... aku juga anakmu


ayah....,
ibu............,
aku tidak pernah minta untuk dilahirkan melihat dunia indah ini,
jangan sesekali lahirkan aku untuk menyangjung riakmu,
jangan lahirkan aku agar aku dijadikan bahan kebanggaan dunia,
jangan juga lahirkan aku untuk dilihat dunia,

aku ini anakmu......,
aku ini anakmu.........,
aku memang anakmu......,
wahai ayah dan ibu,

lahirkanlah aku agar tangan dan kaki ini mampu beramal kelak,
lahirkanlah aku dengan dipenuhi selimut akhirat,
aku mohon ayah.............,
aku mohon ibu................,
tadahlah tangan bermohon wahai ayah,
tadahlah tangan bermohon wahai ibu,
agar hati aku ini lembut,
alirkanlah air mata di dalam doamu agar aku dicintai hak milik,
sujudlah ke bumi meminta agar aku tidak menjadikan bumi takhta abadi,


ayah.........,
ibu............,
aku mohon,
aku merayu....,
aku sanggup mengemis...,
agar aku dapat sayangmu...,
agar aku dapat kasih abadimu...,
agar aku dapat memelukmu..,
agar aku dapat memimpinmu di hari tua,
agar doa si pengemis hiba ini terus ke liang lahatmu,

aku sanggup ayah....,
aku sanggup ibu...,
aku sangup berlapar untuk hidup bersamamu,
ku nobat hati ini agar bersulam derita bersama,
hanya untuk memilik kasih tercinta mu,
tapi.....,
kenapa kau masih jadikan aku bergini,

kenapa ayah...,
kenapa ibu...,
jawablah ayah........,
jawablah ibu.......,
kenapa tinggalkan aku di tong sampah busuk ini,
kenapa tinggalkan aku berseorang di pasaraya ini,
kenapa kau tempatkan aku di kaki lima ini,
dan kenapa kau tidak pernah mengesat air mata yang mengalir deras ini,
adakah inilah balasan yang wajar aku pikul....,
aku masih menunggu jawapan itu...,
kerana aku masih anakmu,

ayah.....,
ibu..........,
aku tidak mahu jadi secorot ini,
aku tidak mahu sebodoh ini,
mengapa kau tinggalkan pengaharapan palsu ini,
kenapa kau lahirkan aku untuk dihina dunia,
mungkin kau telah fikir aku ini makanan cacian dunia,
tolong ayah...,
tolonglah ibu....,
tolong aku,


ibu.....,
ayah......,
aku mahukan kamu......,
jangan pernah jadikan aku si pembenci dunia,
jangan pernah kotorkan kain putih ini,
jangan pernah sesekali,
jangan pernah selamanya,

aku masih menadah tangan kini,
aku masih merayu kini,
walau ku sudah tidak melihat jasatmu,
air mata ini masih terus mengalir merayu..,
agar kau kembali,
agar kau kutipku kembali,
agar kau pelukku kembali,
agar kau kasihku kembali,

engat....!!,
engat......!!!,
engat........!!!!,

jangan dilupa sesekali,
kami mahu sayangmu.....,
kami mahu kasihmu..........,
kami tuntut nafkahmu...........,
kami tuntut masamu................,
agar kau sanggup kembali.........,
memimpin...,
agar aku tidak menjadi anak buangan dunia,
agar aku tidak disiksa di liang sempit itu,
agar aku mampu berdoa untukmu kelak,






naluri (rumah anak anak perlindungan)
credik to (teach for the needs)
credik to (change agent)



5 comments:

  1. emm...puisi yang memberi kesan sangat mendalam di dalam hati setiap pembacanya,sedih rasa..anak2 amat memerlukan kasih seorang ibu bapa dr sejak mula dilahirkan sehingga lah masa kini, kerana di dalam dunia ini, orang yang sangat rapat adalah mereka berdua..itulah tempat mereka mengadu kasih yang sebaiknya.

    ReplyDelete
  2. ibu bapa umpama tunjang si pohon... teguhnya tunjang mengikat semangat agar mara ia mencecah awan.ia umpama akar kasih sayang yang menghubung kasih sayang pemilik abadi.... ibu ayahh.. terima kasih ..

    ReplyDelete
  3. terima kasih kerana peduli...
    hanya dengan mengambil berat golongan yang ditinggal dan ditindas, kita telah menjadikan dunia lebih baik dari sebelumnya.

    ReplyDelete
    Replies
    1. kita tiada hak untuk menindas dan kita juga memang x suka ditindas. " naluri sejati manusia memang bergitu". tapi dunia terlalu dibebani musibah buatan manusia. dan yang menjadi mangsa adalah " mereka". golongan yang masih tidak punya tunjang yang kukuh untuk berdiri ..:-(

      Delete
  4. Puisinya sangat mendalam om, luar biasa merindingnya ane baca... Kunjung balik juga om hayalannews.com

    ReplyDelete